Rosita (15), siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Tumpang ditemukan tewas pada Jumat (28/7) kemarin. Hingga akhir hayat, kasus tabungannya tak kunjung ketemu jalan keluar
Niken Purnamasari - detikNews
Kisah Pilu Rosita: Tabungan Tak Diakui Sekolah hingga Sumpah
Pocong Rosita semasa hidupnya. Foto: Muhammad Aminudin
Jakarta - Rosita (15), siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Tumpang,
Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas pada Jumat (28/7)
kemarin. Sekelumit kisah pilu terjadi dalam perjalanan
hidupnya, terutama soal tabungan Rp 42 juta miliknya yang tidak
diakui sekolah.
Kisah pilu Rosita mencuat di publik pada Juni 2017 lalu. Rosita
mengatakan dirinya telah mengumpulkan uang dengan menabung di
sekolah hingga Rp 42 juta. Namun ketika uang itu akan diambil,
pihak sekolah tidak mengakuinya. Sayangnya pula, pihak sekolah
tidak memberikan buku tabungan sebagai catatan.
Baca juga: Ibunda Rosita Beberkan Rincian Tabungan Anaknya
hingga Rp 42 Juta
"Bu guru (Widyawati) tidak mengakui jika saya menabung. Katanya
itu tidak ada, sementara ibu menanyakan terus," keluh Rosita
kepada wartawan, Selasa (20/6).
Dari penuturan Rosita, setiap kali menabung, dirinya bersama
sang ibu selalu mencatat dalam buku tabungan yang dimiliki
sendiri.
"Kami punya catatan setiap kali menabung, karena dari sekolah
tidak diberi. Kami ingat dan mencatat di tanggal 29 April 2017
menabung Rp 20 juta dan berikutnya sebesar Rp 42,7 juta. Uang
itu sengaja kami tabung agar nanti saat lebaran dan kelulusan
bisa diambil," terang Wijiyati, ibunda Rosita.
Depresi karena uang tabungan tidak dapat diambil, Rosita sempat
berupaya bunuh diri. Ia pernah menenggak beberapa pil
obat-obatan yang dicampurnya dengan air bersoda. Beruntung,
nyawa Rosita dapat tertolong saat itu. Ia langsung dilarikan ke
rumah sakit terdekat.
Baca juga: Realisasi Sumpah Pocong Terkait Tabungan Rosita
Masih Mengambang
Merasa geram karena uang tabungan tak kunjung dapat ditarik,
Rosita dan orang tuanya berencana melakukan sumpah pocong. Cara
tersebut dilakukan setelah tidak ada titik temu saat mediasi
dengan pihak sekolah.
Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Pemdes
Ngingit, Bambang Suyitno mengatakan sumpah pocong menjadi jalan
terakhir untuk mencari kebenaran atas kasus tersebut. Rencana
itu semula bakal dilakukan usai hari raya Idul Fitri. Namun
urung dilaksanakan.
"Warga lebih memilih sumpah pocong, soal benar dan tidak," kata
Bambang.
Hingga Rosita menghembuskan nafas terakhir hari ini, belum ada
kejelasan soal uang tabungan Rp 42 juta tersebut. Rosita
ditemukan tidak bernyawa di kamar tidurnya pada Jumat (28/7)
pagi. Sang ibunda menemukan Rosita dalam kondisi yang tidak
bernyawa dengan mulut berbusa.
Baca juga: Rosita, Pelajar dengan Kontroversi Tabungan
Sekolah Itu Meninggal
"Korban meninggal, ditemukan di dalam kamar dengan mulut
berbusa," terang Kasat Reskrim Polres Malang AKP Azi Pratas
Guspitu kepada detikcom.
Kasus tewasnya Rosita hingga saat ini masih diselidiki oleh
kepolisian untuk dicari tahu penyebabnya. (nkn/nkn)
(sumber : Detik.com )
Niken Purnamasari - detikNews
Kisah Pilu Rosita: Tabungan Tak Diakui Sekolah hingga Sumpah
Pocong Rosita semasa hidupnya. Foto: Muhammad Aminudin
Jakarta - Rosita (15), siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Tumpang,
Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas pada Jumat (28/7)
kemarin. Sekelumit kisah pilu terjadi dalam perjalanan
hidupnya, terutama soal tabungan Rp 42 juta miliknya yang tidak
diakui sekolah.
Kisah pilu Rosita mencuat di publik pada Juni 2017 lalu. Rosita
mengatakan dirinya telah mengumpulkan uang dengan menabung di
sekolah hingga Rp 42 juta. Namun ketika uang itu akan diambil,
pihak sekolah tidak mengakuinya. Sayangnya pula, pihak sekolah
tidak memberikan buku tabungan sebagai catatan.
Baca juga: Ibunda Rosita Beberkan Rincian Tabungan Anaknya
hingga Rp 42 Juta
"Bu guru (Widyawati) tidak mengakui jika saya menabung. Katanya
itu tidak ada, sementara ibu menanyakan terus," keluh Rosita
kepada wartawan, Selasa (20/6).
Dari penuturan Rosita, setiap kali menabung, dirinya bersama
sang ibu selalu mencatat dalam buku tabungan yang dimiliki
sendiri.
"Kami punya catatan setiap kali menabung, karena dari sekolah
tidak diberi. Kami ingat dan mencatat di tanggal 29 April 2017
menabung Rp 20 juta dan berikutnya sebesar Rp 42,7 juta. Uang
itu sengaja kami tabung agar nanti saat lebaran dan kelulusan
bisa diambil," terang Wijiyati, ibunda Rosita.
Depresi karena uang tabungan tidak dapat diambil, Rosita sempat
berupaya bunuh diri. Ia pernah menenggak beberapa pil
obat-obatan yang dicampurnya dengan air bersoda. Beruntung,
nyawa Rosita dapat tertolong saat itu. Ia langsung dilarikan ke
rumah sakit terdekat.
Baca juga: Realisasi Sumpah Pocong Terkait Tabungan Rosita
Masih Mengambang
Merasa geram karena uang tabungan tak kunjung dapat ditarik,
Rosita dan orang tuanya berencana melakukan sumpah pocong. Cara
tersebut dilakukan setelah tidak ada titik temu saat mediasi
dengan pihak sekolah.
Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Pemdes
Ngingit, Bambang Suyitno mengatakan sumpah pocong menjadi jalan
terakhir untuk mencari kebenaran atas kasus tersebut. Rencana
itu semula bakal dilakukan usai hari raya Idul Fitri. Namun
urung dilaksanakan.
"Warga lebih memilih sumpah pocong, soal benar dan tidak," kata
Bambang.
Hingga Rosita menghembuskan nafas terakhir hari ini, belum ada
kejelasan soal uang tabungan Rp 42 juta tersebut. Rosita
ditemukan tidak bernyawa di kamar tidurnya pada Jumat (28/7)
pagi. Sang ibunda menemukan Rosita dalam kondisi yang tidak
bernyawa dengan mulut berbusa.
Baca juga: Rosita, Pelajar dengan Kontroversi Tabungan
Sekolah Itu Meninggal
"Korban meninggal, ditemukan di dalam kamar dengan mulut
berbusa," terang Kasat Reskrim Polres Malang AKP Azi Pratas
Guspitu kepada detikcom.
Kasus tewasnya Rosita hingga saat ini masih diselidiki oleh
kepolisian untuk dicari tahu penyebabnya. (nkn/nkn)
(sumber : Detik.com )
Komentar
Posting Komentar