Marak Kasus Bunuh Diri, Hidup Harus Berani Hadapi Masalah

"Orang yang bunuh diri itu karena putus asa tak ada harapan ke depan," kata Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis.


Ahmad Bil Wahid - detikNews
Foto:
Chester Bennington
Jakarta - Aksi bunuh diri marak terjadi belakangan ini. Para
pelaku nekat mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara berharap
ajal datang lebih awal. Padahal bunuh diri tidak dibenarkan
dengan alasan apapun.
Berbagai masalah diduga jadi penyebab orang-orang nekat
menghabisi nyawa sendiri. Masalah ekonomi, rumah tangga, hingga
asmara membuat mereka menyerah pada masalah. Pelakunya pun dari
berbagai kalangan, mulai dari artis hingga orang biasa.
Seperti yang terjadi pada pekan lalu. Dunia musik gempar saat
tersiar kabar tewasnya vokalis Linkin Park, Chester Bennington.
Chester mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di rumahnya
di Palos Verdes, dekat Los Angeles, Amerika Serikat. Kepanikan
yang terjadi saat itu pun terekam oleh audio 911 yang dirilis
pihak kepolisian.
Personel Linkin Park tak mau hal itu menimpa orang lain, mereka
pun membagikan hotline untuk pencegahan bunuh diri. Beberapa
kontak dibagikan oleh Linkin Park di situs resminya. Di sana
terlihat tautan yang akan mendarat di sebuah halaman web
suicide.com.
Selain Chester, bunuh diri juga marak terjadi di Indonesia.
Yang baru saja terjadi yakni kasus bunuh diri yang dilakukan
pasangan suami-istri, Daniel Priyono dan Dwi Septi Respati
Dewi.
Keduanya ditemukan tewas di Desa Banyuderan, Kecamatan Gamping,
Sleman. Daniel ditemukan dalam posisi tergantung di dapur pada
Jumat (28/7/2017). Sedangkan istrinya Dwi ditemukan tewas di
dalam mobil yang berada di halaman rumah.
Kisah bunuh diri mengenaskan dan tak patut dicontoh juga
terjadi di Bandung. Pemuda bernama Oki (25) meninggal dunia
setelah sempat kritis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
Bandung. Oki mengalami cedera parah di tubuhnya akibat mencoba
bunuh diri dengan loncat dari Jembatan Pasupati Bandung pada
Kamis (27/7/2017).
Oki meninggalkan surat wasiat di saku celananya. Dari isinya,
Oki diduga sedang bermasalah dengan keluarganya.
Bunuh diri bukanlah solusi untuk mengakhiri masalah yang tengah
dihadapi. Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis mengatakan,
orang yang melakukan bunuh diri adalah mereka yang merasa putus
asa. Sebab mereka tidak memiliki harapan untuk menjalani hidup
ke depan.
"Orang yang bunuh diri itu karena putus asa tak ada harapan ke
depan. Nggak punya harapan ini karena nggak punya iman, semua
bersandar kepada rasio. Biasanya menganggap dengan kematian
selesai masalah," kata Cholil dalam wawancara kepada detikcom
beberapa waktu lalu.
Cholil mengatakan, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Masalah yang diterima sesorang merupakan ujian yang diberikan
Tuhan untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa sesorang.
"Berani hidup, berani hadapi masalah. Yakinlah tidak ada
masalah yang tidak bisa diselesaikan. Kewajiban kita hanyalah
berusaha dan berupaya," tutupnya. (abw/nkn)
(sumber : Detik.com )

Komentar