Jakarta - Survei CSIS memperlihatkan hasil elektabilitas para capres di mata PNS dan guru. Hasilnya, Prabowo lebih unggul ketimbang Jokowi di kalangan PNS. Fadli Zon menilai ini karena PNS paham bahwa Jokowi gagal mewujudkan pemerintahan yang bersih."PNS paling tahu bahwa praktik pemerintahan banyak ya...
Jakarta - Survei CSIS memperlihatkan hasil elektabilitas para capres di mata PNS dan guru. Hasilnya, Prabowo lebih unggul ketimbang Jokowi di kalangan PNS. Fadli Zon menilai ini karena PNS paham bahwa Jokowi gagal mewujudkan pemerintahan yang bersih.
"PNS paling tahu bahwa praktik pemerintahan banyak yang tidak beres. Mereka tidak bisa dikelabui. Kita lihat saja di Kementerian Agama dan di kementerian lain. Pemerintahan Jokowi gagal menciptakan clean government (pemerintahan yang bersih) dan kepemimpinan yang benar," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga ini kepada wartawan, Jumat (29/3/2019).
Survei tersebut dilakukan CSIS pada periode 15-22 Maret 2019. Margin of error survei ini plus-minus 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei di kalangan PNS dan guru, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 33,7 persen suara guru/PNS, dan Prabowo-Sandiaga Uno meraih 48,2 persen suara PNS/guru.
"Menurut saya bukan hanya guru dan PNS, emak-emak juga demikian, sebagian besar rakyat Indonesia pasti ingin ada perubahan. Pak Jokowi sudah diberi kesempatan lima tahun memperbaiki keadaan, tapi Nawa Cita menjadi Nawa Duka. Menurut saya yang terjadi adalah kegagalan dan kemunduran, bukan kemajuan," ujar Fadli Zon.
Juru bicara BPN Andre Rosiade menilai hasil survei terhadap PNS dan guru di atas adalah bukti bahwa aparatur negara tak mendukung presidennya sendiri. Padahal gaji PNS sudah dinaikkan oleh Jokowi belum lama ini, juga akan diberi gaji ke-13 dan ke-14.
"Maka logikanya, PNS dukung Pak Jokowi, tapi ternyata PNS milih Pak Prabowo. Itu karena PNS yang sehari-harinya bekerja menjadi aparatur negara merasa Pak Jokowi kurang mampu menjalankan kepemimpinan negara. Saya rasa PNS adalah pemilih yang rasional," tutur Andre, dihubungi terpisah.
Simak Juga "April, Jokowi Naikan Gaji PNS Plus Rapel":
(dnu/ibh)
"PNS paling tahu bahwa praktik pemerintahan banyak yang tidak beres. Mereka tidak bisa dikelabui. Kita lihat saja di Kementerian Agama dan di kementerian lain. Pemerintahan Jokowi gagal menciptakan clean government (pemerintahan yang bersih) dan kepemimpinan yang benar," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga ini kepada wartawan, Jumat (29/3/2019).
Survei tersebut dilakukan CSIS pada periode 15-22 Maret 2019. Margin of error survei ini plus-minus 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei di kalangan PNS dan guru, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 33,7 persen suara guru/PNS, dan Prabowo-Sandiaga Uno meraih 48,2 persen suara PNS/guru.
Juru bicara BPN Andre Rosiade menilai hasil survei terhadap PNS dan guru di atas adalah bukti bahwa aparatur negara tak mendukung presidennya sendiri. Padahal gaji PNS sudah dinaikkan oleh Jokowi belum lama ini, juga akan diberi gaji ke-13 dan ke-14.
"Maka logikanya, PNS dukung Pak Jokowi, tapi ternyata PNS milih Pak Prabowo. Itu karena PNS yang sehari-harinya bekerja menjadi aparatur negara merasa Pak Jokowi kurang mampu menjalankan kepemimpinan negara. Saya rasa PNS adalah pemilih yang rasional," tutur Andre, dihubungi terpisah.
Simak Juga "April, Jokowi Naikan Gaji PNS Plus Rapel":
(dnu/ibh)
Komentar
Posting Komentar