Jakarta - Kebakaran di bawah kolong tol Pluit diperkirakan menghanguskan 200 gubuk. Api diduga berasal dari kompor yang lupa dimatikan oleh salah satu warga."Diduga dari kompor. Ini dari kompor warga tapi dia tinggal di Muara Angke sebenarnya. Dia ngontrak di sini apa beli saya nggak tahu ya. Dia masak...
Jakarta - Kebakaran di bawah kolong tol Pluit diperkirakan menghanguskan 200 gubuk. Api diduga berasal dari kompor yang lupa dimatikan oleh salah satu warga.
"Diduga dari kompor. Ini dari kompor warga tapi dia tinggal di Muara Angke sebenarnya. Dia ngontrak di sini apa beli saya nggak tahu ya. Dia masak air, kebetulan dia ikut ngaterin pengantin gitu, di mana gitu. Terus dia lupa matiin kompor, tapi dia udah nitip ke suaminya tapi mungkin suaminya lalai akhirnya kebakaran gitu," kata Ketua RT 006/RW 016 Mamin, di lokasi kebakaran, bawa kolong Tol Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (30/3/2019).
Dia menyatakan tahu cerita soal awal mula kebakaran itu dari warga. Mamin mengaku tak kenal secara dengan orang yang diduga tempat tinggalnya jadi sumber api.
"Saya nggak kenal. Namanya siapa gitu, tapi itu orangnya kabur katanya. Saya tahu kebakaran itu dari warga. Jadi ini itu gubuk udah lama sejak peresmian tol tahun '96 langsung pada nempatin," jelasnya.
Mamin sendiri mengaku belum mengetahui secara persis berapa banyak jumlah warga yang terdampak kebakaran ini. Diua mengatakan warga yang tinggal di lokasi itu tak ada yang melapor ke dirinya selama ini sehingga sulit mendatanya.
"Di kolong ini ada tiga RT. Kurang lebih ada 200 gubuk ya sekitar 300 kartu keluarga mungkin," ujarnya.
"Nggak ada yang lapor, jarang ada yang lapor. Saya bingung datanya, mayoritas nggak pernah ada yang koordinasi ke RT. Saya nggak tahu jumlah warga di sini," sambungnya.
Mamin yang sudah jadi Ketua RT selama 20 tahun menyebut dirinya tak bisa melarang masyarakat tinggal di kolong. Dia menyebut Pemprov DKI pernah menggusur dan melarang warga yang tinggal di situ, namun kembali lagi.
"Sebetulnya kita kan nggak bisa melarang karena kan sudah dilarang oleh pemerintah tidak boleh buat rumah di sini cuma kan mereka itu bandel atau gimana," kata Mamin.
Dia berharap Pemprov DKI memberi solusi agar tidak terjadi lagi kebakaran serupa. Dia juga berharap orang-orang yang tinggal di kolong tol diberi solusi, misalnya dipindah ke rusun.
"Solusinya kan kita belum tahu, inikan kita tinggal serahkan ke Pemda aja gimana solusinya apakah akan dapat rusun atau apa kan kita nggak tahu," ujarnya.
Diketahui, kebakaran terjadi di kolong tol Pluit pagi tadi. Belum diketahui penyebab pasti terjadinya kebakaran. Petugas piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Budi Aryono mengatakan kebakaran masih simpang siur apakah karena korsleting listrik atau kompor.
"Sekitar 200 lapak kayu (terbakar). (Penyebab kebakaran) masih simpang siur, ada yang bilang kompor, ada yang korsleting listrik," katanya Budi Aryono.
Simak Juga 'Si Jago Merah Lahap Permukiman Liar di Bawah Tol Pluit':
(sam/haf)
"Diduga dari kompor. Ini dari kompor warga tapi dia tinggal di Muara Angke sebenarnya. Dia ngontrak di sini apa beli saya nggak tahu ya. Dia masak air, kebetulan dia ikut ngaterin pengantin gitu, di mana gitu. Terus dia lupa matiin kompor, tapi dia udah nitip ke suaminya tapi mungkin suaminya lalai akhirnya kebakaran gitu," kata Ketua RT 006/RW 016 Mamin, di lokasi kebakaran, bawa kolong Tol Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (30/3/2019).
Dia menyatakan tahu cerita soal awal mula kebakaran itu dari warga. Mamin mengaku tak kenal secara dengan orang yang diduga tempat tinggalnya jadi sumber api.
Mamin sendiri mengaku belum mengetahui secara persis berapa banyak jumlah warga yang terdampak kebakaran ini. Diua mengatakan warga yang tinggal di lokasi itu tak ada yang melapor ke dirinya selama ini sehingga sulit mendatanya.
"Di kolong ini ada tiga RT. Kurang lebih ada 200 gubuk ya sekitar 300 kartu keluarga mungkin," ujarnya.
"Nggak ada yang lapor, jarang ada yang lapor. Saya bingung datanya, mayoritas nggak pernah ada yang koordinasi ke RT. Saya nggak tahu jumlah warga di sini," sambungnya.
Ketua RT, Mamin (Foto: Samsudhuha Wildansyah/detikcom) |
Mamin yang sudah jadi Ketua RT selama 20 tahun menyebut dirinya tak bisa melarang masyarakat tinggal di kolong. Dia menyebut Pemprov DKI pernah menggusur dan melarang warga yang tinggal di situ, namun kembali lagi.
"Sebetulnya kita kan nggak bisa melarang karena kan sudah dilarang oleh pemerintah tidak boleh buat rumah di sini cuma kan mereka itu bandel atau gimana," kata Mamin.
Dia berharap Pemprov DKI memberi solusi agar tidak terjadi lagi kebakaran serupa. Dia juga berharap orang-orang yang tinggal di kolong tol diberi solusi, misalnya dipindah ke rusun.
"Solusinya kan kita belum tahu, inikan kita tinggal serahkan ke Pemda aja gimana solusinya apakah akan dapat rusun atau apa kan kita nggak tahu," ujarnya.
Diketahui, kebakaran terjadi di kolong tol Pluit pagi tadi. Belum diketahui penyebab pasti terjadinya kebakaran. Petugas piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Budi Aryono mengatakan kebakaran masih simpang siur apakah karena korsleting listrik atau kompor.
"Sekitar 200 lapak kayu (terbakar). (Penyebab kebakaran) masih simpang siur, ada yang bilang kompor, ada yang korsleting listrik," katanya Budi Aryono.
Simak Juga 'Si Jago Merah Lahap Permukiman Liar di Bawah Tol Pluit':
(sam/haf)
Komentar
Posting Komentar