Jakarta - Bermula dari status siaga I Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (25/4/2019) lalu, aliran Sungai Ciliwung di Ibu Kota meluap keesokan harinya. Banjir di sejumlah lokasi pun tak terelakkan.Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir itu terjadi karena air kiriman dari h...
Jakarta - Bermula dari status siaga I Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (25/4/2019) lalu, aliran Sungai Ciliwung di Ibu Kota meluap keesokan harinya. Banjir di sejumlah lokasi pun tak terelakkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir itu terjadi karena air kiriman dari hulu Sungai Ciliwung. Gunungan sampah di Pintu Air Manggarai pun, disebut Anies, bukan dari warga Jakarta.
"Jakarta sendiri kan aman, kita menerima kiriman air dari hulu," ujar Anies di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).
Anies menyebut banjir di Ibu Kota hanya terjadi di sejumlah RW. Wilayah yang terendam banjir itu, disebut Anies, juga hanya yang berada di daerah aliran sungai.
"Apakah Jakarta tergenang? Tidak. Yang terdampak adalah daerah aliran sungai, tapi di luar daerah aliran sungai tidak ada genangan. Tidak ada banjir," imbuh Anies kemudian.
Menengok beberapa hari lalu, banjir terjadi di mana saja?
Dari pemberitaan pada Jumat (26/4), terdapat sejumlah lokasi yang dilanda banjir. Salah satu wilayah yang terparah adalah Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Ketinggian air bahkan disebut mencapai 3,7 meter di RT 5 RW 8 di kelurahan itu.
"(Tinggi air) 3,7 meter," ujar Agus Irwanto selaku Camat Pasar Minggu saat ditemui di lokasi pada hari itu.
Agus menyebut setidaknya 7 RW di Pejaten Timur terendam banjir, di antaranya RW 3 serta RW 5-10. Setidaknya, menurut Agus, ada 1.000 warga yang mengungsi.
Kawasan lain yang dilanda banjir pada hari itu adalah sekitar Jalan Raya Kalibata RT 013 RW 007, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sejumlah warga yang terkena dampak banjir saat itu terlihat berdiri di pinggir jalan raya.
Bahkan banjir sempat membuat Jalan Jatinegara Barat di Jakarta Timur ditutup pada hari itu. Banjir meluap dari kawasan Kampung Pulo. Jalan yang ditutup itu dibuka beberapa jam kemudian pada hari yang sama.
Hari-hari berikutnya, hingga Minggu (28/4), banjir surut. Warga yang sebelumnya mengungsi sudah kembali ke rumah dan membersihkan lumpur yang dibawa banjir dari dalam kediamannya.
Anies, selaku gubernur, menyebut Jakarta secara keseluruhan aman dari banjir. Lokasi-lokasi yang terkena dampak banjir, disebut Anies, hanya terdapat di sejumlah RW.
"Supaya Anda dapat bayangan skalanya ya. Tahun 2012 itu RW yang terdampak ada 202, tahun 2018 ada 217, tahun 2017 ada 375, tahun 2016 ada 460, tahun 2015 ada 702. Itu skalanya, jadi secara jumlah kemarin jumlah pengungsi itu kira-kira 1.600, tahun sebelumnya 6.000, tahun sebelumnya lagi 20 sekian ribu. Secara jumlah memang kecil, cuma secara sosial media memang ramai. Jadi malah saya itu merasa harusnya kota beri perhatian lebih pada tetangga kita, Bekasi, Tangerang, Bengkulu yang sedang mengalami," ucap Anies.
"Di Jakarta hanya beberapa RW, tapi perhatiannya seperti sekota tertutup air," imbuh Anies.
Simak Juga 'Semua Harus Turun Tangan Tangani Banjir di Jakarta':
(dhn/knv)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir itu terjadi karena air kiriman dari hulu Sungai Ciliwung. Gunungan sampah di Pintu Air Manggarai pun, disebut Anies, bukan dari warga Jakarta.
"Jakarta sendiri kan aman, kita menerima kiriman air dari hulu," ujar Anies di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).
Anies menyebut banjir di Ibu Kota hanya terjadi di sejumlah RW. Wilayah yang terendam banjir itu, disebut Anies, juga hanya yang berada di daerah aliran sungai.
"Apakah Jakarta tergenang? Tidak. Yang terdampak adalah daerah aliran sungai, tapi di luar daerah aliran sungai tidak ada genangan. Tidak ada banjir," imbuh Anies kemudian.
Menengok beberapa hari lalu, banjir terjadi di mana saja?
Dari pemberitaan pada Jumat (26/4), terdapat sejumlah lokasi yang dilanda banjir. Salah satu wilayah yang terparah adalah Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Ketinggian air bahkan disebut mencapai 3,7 meter di RT 5 RW 8 di kelurahan itu.
"(Tinggi air) 3,7 meter," ujar Agus Irwanto selaku Camat Pasar Minggu saat ditemui di lokasi pada hari itu.
Agus menyebut setidaknya 7 RW di Pejaten Timur terendam banjir, di antaranya RW 3 serta RW 5-10. Setidaknya, menurut Agus, ada 1.000 warga yang mengungsi.
Banjir merendam kawasan Pejaten Timur, Jakarta, Jumat (26/4/2019). (Foto: Agung Pambudhy/detikcom) |
Kawasan lain yang dilanda banjir pada hari itu adalah sekitar Jalan Raya Kalibata RT 013 RW 007, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sejumlah warga yang terkena dampak banjir saat itu terlihat berdiri di pinggir jalan raya.
Bahkan banjir sempat membuat Jalan Jatinegara Barat di Jakarta Timur ditutup pada hari itu. Banjir meluap dari kawasan Kampung Pulo. Jalan yang ditutup itu dibuka beberapa jam kemudian pada hari yang sama.
Hari-hari berikutnya, hingga Minggu (28/4), banjir surut. Warga yang sebelumnya mengungsi sudah kembali ke rumah dan membersihkan lumpur yang dibawa banjir dari dalam kediamannya.
Anies, selaku gubernur, menyebut Jakarta secara keseluruhan aman dari banjir. Lokasi-lokasi yang terkena dampak banjir, disebut Anies, hanya terdapat di sejumlah RW.
"Supaya Anda dapat bayangan skalanya ya. Tahun 2012 itu RW yang terdampak ada 202, tahun 2018 ada 217, tahun 2017 ada 375, tahun 2016 ada 460, tahun 2015 ada 702. Itu skalanya, jadi secara jumlah kemarin jumlah pengungsi itu kira-kira 1.600, tahun sebelumnya 6.000, tahun sebelumnya lagi 20 sekian ribu. Secara jumlah memang kecil, cuma secara sosial media memang ramai. Jadi malah saya itu merasa harusnya kota beri perhatian lebih pada tetangga kita, Bekasi, Tangerang, Bengkulu yang sedang mengalami," ucap Anies.
"Di Jakarta hanya beberapa RW, tapi perhatiannya seperti sekota tertutup air," imbuh Anies.
Simak Juga 'Semua Harus Turun Tangan Tangani Banjir di Jakarta':
(dhn/knv)
Komentar
Posting Komentar