Penembakan di Sinagog AS, Keluarga Pelaku Kutuk Tindakan Putranya

California - Orang tua terduga penembakan sebuah sinagog di California, AS pada pekan lalu, mengutuk tindakan putranya. Keluarga pria berusia 19 tahun, John Earnest, merilis pernyataan yang menggambarkan tindakannya sebagai "bagian dari sejarah kejahatan" atas warga Yahudi. Seorang korban, Lori Kaye, 6...

California -

Orang tua terduga penembakan sebuah sinagog di California, AS pada pekan lalu, mengutuk tindakan putranya.

Keluarga pria berusia 19 tahun, John Earnest, merilis pernyataan yang menggambarkan tindakannya sebagai "bagian dari sejarah kejahatan" atas warga Yahudi.

Seorang korban, Lori Kaye, 60 tahun, meninggal dunia akibat serangan bersenjata itu setelah melemparkan dirinya di depan rabi saat pria bersenjata melepaskan tembakan.

Proses pemakaman Lori Kaye digelar pada Minggu, sementara tersangka resmi ditahan.

Dalam pernyataan yang diumumkan pada Senin oleh pengacaranya, keluarga Earnest mengatakan mereka "terkejut dan sangat sedih dengan serangan mengerikan", yang mengakibatkan tiga orang terluka dan kematian Kaye di sinagog Chabad of Poway di dekat Kota San Diego.

"Kesedihan kami ada batasnya jika dibandingkan kesedihan yang begitu mendalam akibat tindakan putra kami terhadap begitu banyak orang yang tak bersalah," tulis mereka.

"Dia telah membunuh dan melukai orang beriman yang tengah berada di tempat suci dan di hari yang suci."

https://twitter.com/klinedinstlaw/status/1122916569422618625

"Seperti lima anak kami lainnya, dia tumbuh dalam keluarga, keyakinan, dan komunitas yang semuanya menolak kebencian dan mengajarkan bahwa cinta harus memotivasi untuk semua yang kami lakukan. Bagaimana putra kami tertarik pada kegelapan seperti itu merupakan misteri yang menakutkan bagi kami."

Earnest ditangkap pada Sabtu lalu di Poway, di wilayah utara San Diego, tak lama setelah insiden penembakan.

Dalam pernyataannya, keluarga Earnest mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan kasus ini. Mereka tidak akan memberikan pernyataan lebih lanjut hingga kasus pidana ini tuntas.

FBI mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya diberitahu tentang adanya ancaman hanya beberapa menit sebelum serangan penembakan terjadi.

Badan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sekitar lima menit sebelum pria bersenjata itu melepaskan tembakan pada hari Sabtu, mereka menerima informasi melalui situs webnya dan saluran langsung (hotline) tentang "ancaman dari seseorang yang tidak dikenal" di media sosial.

Menurut FBI, pernyataan itu tidak memberikan informasi spesifik tentang siapa pembuat unggahan di media sosial, atau lokasi serangan yang dimaksud.

"Meskipun staf FBI segera mengambil tindakan untuk mengetahui siapa penulisnya, tetapi insiden penembakan itu terjadi sebelum tersangka dapat diidentifikasi sepenuhnya," kata pernyataan itu.

"FBI berterima kasih kepada warga yang bersikap waspada dan melihat serta melaporkan unggahan itu."

Sejauh ini polisi belum mengungkapkan motif serangan bersenjata itu.

Kaye berada di sinagog Chabad of Poway pada hari Sabtu bersama putri dan suaminya ketika serangan itu terjadi.

Dia adalah salah satu anggota pendiri sinagog tersebut yang pertama kali dibuka pada 1986.

Rabi Yisroel Goldstein, yang berada di sinagog itu, kehilangan jari telunjuk di tangan kanannya akibat tembakan tersebut.

"Semua orang jemaah sinagog mengenalnya," katanya kepada wartawan. "Saya sangat sedih, sedih sekali, atas pembunuhan ini."

Teman dari korban meninggal, Audrey Jacobs, merupakan salah-seorang dari teman-temannya yang memberikan penghormatan kepada Ny. Kaye di media sosial.

https://www.facebook.com/Audrey.Jacobs613/posts/2197548283627875

Earnest, terduga serangan bersenjata di sinagog tersebut, dijadwalkan hadir di pengadilan pada Rabu.

Pejabat kepolisian di San Diego, Bill Gore mengatakan kepada wartawan bahwa tim penyelidik sedang menyelidiki aktivitas tersangka di media sosial dan memeriksa "surat terbuka" tersangka di media online yang isinya memperlihatkan dirinya sangat anti-Semit.

Penembakan itu terjadi tepat enam bulan setelah 11 orang tewas dalam serangan di sebuah sinagog di Pittsburgh, AS. Kasus ini merupakan serangan anti-Semit yang paling mematikan dalam sejarah AS.




(ita/ita)

Komentar