Tentara Myanmar Pembantai

Kantor berita Reuters yang mengungkap pembantaian dan pertama kali melaporkan pembebasan awal itu mengatakan, tentara itu dibebaskan pada bulan November.
-

Tujuh tentara Mynmar yang dipenjara karena membunuh 10 pria Muslim Rohingya telah dibebaskan jauh lebih awal dari vonis 10 tahun penjara yang dijatuhkan kepada mereka.

Vonis tersebut dijatuhkan pada 2018 setelah mereka dinyatakan terlibat pembunuhan di Desa Inn Din namun mereka "kini tak lagi ditahan," kata para petugas penjara.

Kantor berita Reuters yang mengungkap pembantaian dan pertama kali melaporkan pembebasan awal itu mengatakan, tentara itu dibebaskan pada bulan November.

Mereka adalah satu-satunya kelompok anggota militer yang melancarkan operasi meredam Rohingya di negara bagian Rakhine pada 2017.

Lebih dari 700.000 orang melarikan diri dari negara itu karena operasi militer tersebut.

Seorang juru bicara untuk urusan penjara mengatakan Senin (27/05) bahwa tujuh tentara yang dihukum karena eksekusi di Inn Din "tidak lagi ditahan di penjara". Petugas itu tak memberi rincian lebin lanjut.

Salah seorang tentara memastikan ke Reuters bahwa ia telah dibebaskan namun menolak memberikan komentar lebih lanjut. Ia mengatakan, "dirinya diminta untuk tutup mulut".

Dua tentara lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka dibebaskan pada November, kurang dari satu tahun dari masa 10 tahun penahanan.

Wartawan yang mengangkat pembantaian itu dihukum tujuh tahun penjara karena laporan mereka.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo mendapat amnesti presiden pada bulan Mei setelah menjalani hukuman selama 16 bulan.

Reuters Wartawan Reuters Wa Lone danKyawSoe Oo dibebaskan bersama ribuan tahanan lain.

Pemerintah Myanmar melakukan penyelidikan tentang pembunuhan di Inn Dinn setelah laporan investigatif wartawan diterbitkan.

Pembantaian dan pemenjaraan wartawan yang menyelidiki pembunuhan dianggap oleh pengamat sebagai petunjuk peranan tentara dalam perlakukan terhadap Rohingya di Myanmar.

Apakah pembantaian Inn Din?

Laporan akhir Reuters mengumpulkan kesaksian dari sejumlah pelaku, termasuk penduduk desa Buddha yang mengaku membunuh Muslim Rohingya dan membakar rumah mereka.

Kesaksian dari polisi paramiliter juga menyebutkan keterlibatan militer.

Sejumlah pria Rohingya yang menyelamatkan diri di pantai karena desa mereka diserang juga menjadi sasaran, kata laporan itu.

Pria Buddha dari desa itu kemudian diperintahkan untuk menggalli kuburan dan 10 pria itu dibunuh. Paling tidak dua di antaranya ditusuk sampai meninggal oleh para penduduk desa sementara yang lainnya ditembak oleh tentara.

Kejadian ini diperkirakan yang pertama kali bagi tentara terlibat dengan bukti foto.

Militer Myanmar akhirnya memastikan pembataian itu terjadi pada April 2018 dan 10 tentara dihukum penjara.

Tentara itu juga akan menjalani 10 tahun kerja paksa karena "berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembunuhan".

Dua wartawan ditahan polisi di satu restoran sebelum temuan diterbitkan.

Mereka didakwa melanggar rahasia negara. Namun seorang saksi polisi pada pengadilan itu menyebutkan pertemuan di restoran merupakan perangkap untuk dua wartawan.

Selain pembunuhan Inn Din, pihak militer dibebaskan dari tindakan kejahatan lain di Rakhine, walaupun banyak kesaksian dari pengungsi Rohingya tentang kekejaman yang mereka alami.




(dnu/dnu)

Tags : Muslim Rohingya Reuters November Mereka Rakhine Wartawan Myanmar Buddha

(Sumber : https://writenes.blogspot.com/2019/05/tentara-myanmar-pembantai-rohingya_30.html )

Note* Halaman ini berisi cliping artikel silahkan buka link sumber untuk informasi lebih lengkap

Komentar