Jakarta - Isu yang diangkat Aksi Mujahid 212 salah satunya adalah soal rentetan demonstrasi mahasiswa yang terjadi belakangan ini. Namun berbeda dengan demo mahasiswa, Aksi Mujahid 212 juga berisi tuntutan agar Presiden Joko Widodo lengser dari jabatannya.Hal tersebut terlihat saat salah satu orator, Sugi Nur Raharja, menjadi orator dari...
Jakarta - Isu yang diangkat Aksi Mujahid 212 salah satunya adalah soal rentetan demonstrasi mahasiswa yang terjadi belakangan ini. Namun berbeda dengan demo mahasiswa, Aksi Mujahid 212 juga berisi tuntutan agar Presiden Joko Widodo lengser dari jabatannya.
Hal tersebut terlihat saat salah satu orator, Sugi Nur Raharja, menjadi orator dari atas mobil komando. Pria yang akrab disapa Gus Nur itu berbicara tentang kepemimpinan Jokowi.
"Pak Jokowi, pasti Pak Jokowi nonton ini, pasti motoi (memfoto). Pak Jokowi, Pak Luhut, siapa pun nonton ini. Aku tahu, pasti suaraku nggak didengerin, tapi nggak masalah. Pilihannya hanya dua. Mundur sekarang atau nanti," ungkap Gus Nur saat berorasi pagi tadi di Patung Kuda, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Gus Nur terus berbicara agar Jokowi mundur dari posisinya sebagai presiden. Namun ia tak menjelaskan alasan mengapa meminta Jokowi mundur.
"Pak Jokowi, mundur sekarang hina, mundur nanti tambah hina. Kalau Anda lanjutkan ini, wallahi tambah terhina, negara ini tambah hina. Kalau mundur sekarang, saya yakin rakyat, umat, Indonesia ini, walau sesakit-sakitnya hati ini akan tetap akan memaafkan," tuturnya.
"Tapi aku bingung. Jujur. Kalau mundur, siapa penggantinya. Aku sudah nggak percaya sama siapa pun. Bingung aku. Aku sing (yang) maju ya? Nek (Kalau) aku sing maju, karo (dibanding) Pak Jokowi, aku nggak kalahlah," lanjut Gus Nur.
Dia juga menyinggung soal gaji menteri. Gus Nur meminta agar menteri tidak digaji terlalu banyak.
"Cukup menterinya Rp 10 juta gajinya. Haram hukumnya makan enak kalau masih ada rakyat yang kelaparan," katanya.
Hal tersebut terlihat saat salah satu orator, Sugi Nur Raharja, menjadi orator dari atas mobil komando. Pria yang akrab disapa Gus Nur itu berbicara tentang kepemimpinan Jokowi.
"Pak Jokowi, pasti Pak Jokowi nonton ini, pasti motoi (memfoto). Pak Jokowi, Pak Luhut, siapa pun nonton ini. Aku tahu, pasti suaraku nggak didengerin, tapi nggak masalah. Pilihannya hanya dua. Mundur sekarang atau nanti," ungkap Gus Nur saat berorasi pagi tadi di Patung Kuda, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Gus Nur terus berbicara agar Jokowi mundur dari posisinya sebagai presiden. Namun ia tak menjelaskan alasan mengapa meminta Jokowi mundur.
"Pak Jokowi, mundur sekarang hina, mundur nanti tambah hina. Kalau Anda lanjutkan ini, wallahi tambah terhina, negara ini tambah hina. Kalau mundur sekarang, saya yakin rakyat, umat, Indonesia ini, walau sesakit-sakitnya hati ini akan tetap akan memaafkan," tuturnya.
"Tapi aku bingung. Jujur. Kalau mundur, siapa penggantinya. Aku sudah nggak percaya sama siapa pun. Bingung aku. Aku sing (yang) maju ya? Nek (Kalau) aku sing maju, karo (dibanding) Pak Jokowi, aku nggak kalahlah," lanjut Gus Nur.
Dia juga menyinggung soal gaji menteri. Gus Nur meminta agar menteri tidak digaji terlalu banyak.
"Cukup menterinya Rp 10 juta gajinya. Haram hukumnya makan enak kalau masih ada rakyat yang kelaparan," katanya.
Komentar
Posting Komentar