Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP, Ali Mochtar Ngabalin, mengingatkan semua pihak agar tak sembarangan membawa agama dalam politik.
"Jangan ente main-main ketika membawa label Islam dalam dunia politik. Politik itu mulia, politik itu sebuah panggilan jihad," kata Ngabalin dalam diskusi di Posko Relawan Kotak Hijau, Jalan Brawijaya IX, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019).
Ngabalin menyebut cara-cara praktis membuat politik jadi tidak bermoral. Cara tersebut hanya mengandalkan uang dalam penyelesaian masalah.
"Dia (politik) jadi tidak bermoral, tidak bermakna, tidak punya apa-apa ketika politik itu masuk dalam kerangka praktis, pragmatisme. Maka itulah disebut politik praktis, politik transaksional, menyelesaikan persoalan besar hanya dengan how much you pay? Satu kardus? Dua kardus?" imbuhnya.
Ngabalin juga mempertanyakan alasan seseorang dianggap murtad karena perbedaan pilihan dalam pilpres.
"Prabowo Islam, Sandiga Uno Islam, Joko Widodo Islam, Ma'ruf Amin Islam, terus di mana yang membuat Anda musyrik ketika memilih yang satu dan tidak memilih yang lain? Di mana variabel kita menjadi murtad ketika memilih si A dan tidak memilih si B. Atau di mana kita tertuduh jadi munafik?" ujar dia.
(abw/fdn)
"Jangan ente main-main ketika membawa label Islam dalam dunia politik. Politik itu mulia, politik itu sebuah panggilan jihad," kata Ngabalin dalam diskusi di Posko Relawan Kotak Hijau, Jalan Brawijaya IX, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019).
Ngabalin menyebut cara-cara praktis membuat politik jadi tidak bermoral. Cara tersebut hanya mengandalkan uang dalam penyelesaian masalah.
"Dia (politik) jadi tidak bermoral, tidak bermakna, tidak punya apa-apa ketika politik itu masuk dalam kerangka praktis, pragmatisme. Maka itulah disebut politik praktis, politik transaksional, menyelesaikan persoalan besar hanya dengan how much you pay? Satu kardus? Dua kardus?" imbuhnya.
Ngabalin juga mempertanyakan alasan seseorang dianggap murtad karena perbedaan pilihan dalam pilpres.
Baca juga: Menhan: Pilpres Kok Pakai Perang-perangan? |
"Prabowo Islam, Sandiga Uno Islam, Joko Widodo Islam, Ma'ruf Amin Islam, terus di mana yang membuat Anda musyrik ketika memilih yang satu dan tidak memilih yang lain? Di mana variabel kita menjadi murtad ketika memilih si A dan tidak memilih si B. Atau di mana kita tertuduh jadi munafik?" ujar dia.
(abw/fdn)
Komentar
Posting Komentar