2 Pesan Penting Kongres PDIP: Regenerasi dan Koalisi Baru untuk 2024

Jakarta - Kongres V PDIP yang digelar selama 4 hari di Bali disebut memiliki makna khusus. Pengamat politik Rico Marbun mengatakan, lewat Kongres V ini, PDIP sedang mempersiapkan regenerasi dan koalisi baru menatap tahun 2024."Saya pikir ada dua pesan penting dalam Kongres PDIP kali ini. Regenerasi dan...

Jakarta - Kongres V PDIP yang digelar selama 4 hari di Bali disebut memiliki makna khusus. Pengamat politik Rico Marbun mengatakan, lewat Kongres V ini, PDIP sedang mempersiapkan regenerasi dan koalisi baru menatap tahun 2024.

"Saya pikir ada dua pesan penting dalam Kongres PDIP kali ini. Regenerasi dan koalisi baru songsong 2024," kata Rico kepada wartawan, Kamis (8/8/2019).

Mengenai regenerasi, dia menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya membuka diri untuk mempersiapkan penerusnya. Namun, di lain sisi, Rico menyebut Mega terkesan ragu-ragu.

"PDIP dan Mega terlihat lebih terbuka dengan ide regenerasi kepemimpinan politik, tapi di saat yang sama juga ragu untuk bertindak lebih progresif," ucapnya.

Hal ini, disebut Rico, terlihat dari menguatnya nama Prananda Prabowo dan Puan Maharani di bursa Ketua Harian PDIP. Keduanya merupakan anak Mega.

"Trah Sukarno melalui putra-putri Ibu Mega sepertinya dipercaya untuk menjadi pucuk-pucuk pimpinan partai. Terbukti dengan Prananda dan Puan terlihat intens mendampingi Ibu Mega. Jika bicara track record di hadapan publik, tentu Puan lebih dikenal dan diketahui kiprahnya. Tapi selama ini peran Prananda di internal PDIP juga tidak bisa dipandang kecil," sebut Rico.

"Tapi, di saat yang sama, PDIP belum terlalu percaya bahwa salah satu di antara keduanya bisa langsung menjadi solidarity maker bagi seluruh kader PDIP," lanjutnya.

Ia pun menyarankan agar Mega menempatkan Puan di kursi ketua harian, sementara Prananda mengemban tugas sebagai sekretaris jenderal (sekjen). Menurut Rico, PDIP menantang bahaya di Pilpres 2024 jika tidak menempatkan Puan dan Prananda di posisi-posisi vital dalam kepengurusan partai.

"Walaupun rasanya hampir pasti Ibu Mega akan menjadi ketum lagi, sebenarnya agak ideal jika Puan diposisikan sebagai ketua harian dan prananda sebagai sekjen (atau posisi lain yang lebih berorientasikan manajemen internal). Ini penting karena 2024 adalah pertarungan orang-orang baru. Jika PDIP tidak segera memulai dari sekarang, bisa kurang baik bagi PDIP sendiri," terangnya.


Selanjutnya, mengenai koalisi untuk 2024, Rico menyebut Mega berupaya membangun poros bersama Gerindra dan Partai Demokrat. Ia menyinggung soal pertemuan Mega dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Tak lama kemudian, Mega menggelar pertemuan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Mega dan PDIP terlihat sangat gigih membangun poros koalisi baru, terutama dengan Demokrat dan PDIP," kata Rico.

"Setelah anak-anak SBY diterima dan bertemu langsung dengan Puan, Bu Mega tidak membuang waktu untuk bertemu dengan Prabowo," imbuh dia.

Poros tersebut, lanjut Rico, ada kemungkinan akan tetap diperkuat dengan partai koalisi Jokowi lainnya, seperti Golkar, PPP, dan PKB. Menurutnya, lewat poros ini, NasDem akan terisolasi.

Dia menyinggung soal kritik PDIP kepada NasDem pasca-Ketum NasDem Surya Paloh menyatakan akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju Pilpres 2024.

"Agak kuat sepertinya koalisi baru PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PKB ini seperti ingin mengisolasi NasDem. Apalagi pasca-kritik PDIP terhadap dukungan Surya Paloh terhadap Anies Baswedan sebgai capres 2024," ucap Rico.

"Dan ini mungkin wajar saja menimbang Partai NasDem satu-satunya partai nasionalis yang mengalami peningkatan suara pesat luar biasa ketimbang PDIP dan Golkar," pungkasnya.



Tonton Video Prabowo Hadiri Kongres PDIP, Jokowi: Belum Ada Sinyal Koalisi:

[Gambas:Video 20detik]


(tsa/idh)

Komentar