Polewali - Puluhan siswa siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 016 Buttu, Desa Suruang, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, terpaksa mengabaikan rasa takut saat menuntut ilmu. Mereka bertaruh nyawa lantaran sekolah rusak parah dan terancam ambruk.Selain sejumlah atap yang sudah terlepas, lantai dan dinding kelas juga mulai terbo...
Polewali - Puluhan siswa siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 016 Buttu, Desa Suruang, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, terpaksa mengabaikan rasa takut saat menuntut ilmu. Mereka bertaruh nyawa lantaran sekolah rusak parah dan terancam ambruk.
Selain sejumlah atap yang sudah terlepas, lantai dan dinding kelas juga mulai terbongkar, lantaran lapuk dimakan usia. Tidak jarang aktifitas belajar terpaksa dihentikan lebih awal, lantaran khawatir sekolah ambruk, apalagi saat diguyur hujan deras ataupun diterpa angin kencang.
Kerusakan bagunan di sekolah ini diketahui sudah berlangsung lama. Salah seorang murid bernama Muhammad Samsir berharap, pemerintah memberi perhatian agar sekolahnya bisa segera diperbaiki, "Kadang atapnya goyang seperti mau rubuh apalagi saat angin kencang, sebenarnya takut tapi sudah biasa, semoga sekolah bisa diperbaiki," kata Samsir berharap.
Sejak dibangun pada tahun 1981, gedung SDN 016 Buttu diketahui belum pernah mendapat perbaikan. Kondisi bangunan sekolah yang rusak parah telah berulang kali dilaporkan pada dinas terkait, dan kabarnya baru akan mendapat perbaikan pada awal tahun mendatang,
"Sudah lama seperti ini, sejak dibangun belum pernah direhab, sudah berulang kali kami laporkan ke dinas pendidikan agar mendapat perhatian, informasinya tahun depan akan mendapat bantuan untuk perbaikan, semoga segera terealisasi " ungkap kepala sekolah, Hasanuddin, di kantornya, Sabtu (3/11/19).
Ada tiga ruang kelas di sekolah ini yang kondisinya memprihatinkan karena rusak parah. Satu ruangan sudah tidak difungsikan, sementara 2 ruangan lainnya masih dimanfaatkan sebagai tempat belajar kelas V dan VI.
Sekolah ini juga memiliki dua ruangan baru yang dibangun pada tahun 2017 lalu. Masing-masing ruangan tersebut diberi sekat pembatas, untuk dimanfaatkan sebagai tempat belajar kelas I dan II serta kelas III dan IV.
Namun sayang, kedua ruangan baru tersebut juga belum dilengkapi perlengkapan belajar yang memadai, seperti kursi, sehingga para murid terpaksa belajar dengan cara melantai.
Baik murid maupun guru di sekolah ini sangat berharap pemerintah memberikan perhatian serius agar aktifitas belajar mengajar di sekolah ini dapat dilakukan dengan aman dan nyaman.
(aan/hed)
Selain sejumlah atap yang sudah terlepas, lantai dan dinding kelas juga mulai terbongkar, lantaran lapuk dimakan usia. Tidak jarang aktifitas belajar terpaksa dihentikan lebih awal, lantaran khawatir sekolah ambruk, apalagi saat diguyur hujan deras ataupun diterpa angin kencang.
Kerusakan bagunan di sekolah ini diketahui sudah berlangsung lama. Salah seorang murid bernama Muhammad Samsir berharap, pemerintah memberi perhatian agar sekolahnya bisa segera diperbaiki, "Kadang atapnya goyang seperti mau rubuh apalagi saat angin kencang, sebenarnya takut tapi sudah biasa, semoga sekolah bisa diperbaiki," kata Samsir berharap.
Sejak dibangun pada tahun 1981, gedung SDN 016 Buttu diketahui belum pernah mendapat perbaikan. Kondisi bangunan sekolah yang rusak parah telah berulang kali dilaporkan pada dinas terkait, dan kabarnya baru akan mendapat perbaikan pada awal tahun mendatang,
"Sudah lama seperti ini, sejak dibangun belum pernah direhab, sudah berulang kali kami laporkan ke dinas pendidikan agar mendapat perhatian, informasinya tahun depan akan mendapat bantuan untuk perbaikan, semoga segera terealisasi " ungkap kepala sekolah, Hasanuddin, di kantornya, Sabtu (3/11/19).
Ada tiga ruang kelas di sekolah ini yang kondisinya memprihatinkan karena rusak parah. Satu ruangan sudah tidak difungsikan, sementara 2 ruangan lainnya masih dimanfaatkan sebagai tempat belajar kelas V dan VI.
Sekolah ini juga memiliki dua ruangan baru yang dibangun pada tahun 2017 lalu. Masing-masing ruangan tersebut diberi sekat pembatas, untuk dimanfaatkan sebagai tempat belajar kelas I dan II serta kelas III dan IV.
Namun sayang, kedua ruangan baru tersebut juga belum dilengkapi perlengkapan belajar yang memadai, seperti kursi, sehingga para murid terpaksa belajar dengan cara melantai.
Baik murid maupun guru di sekolah ini sangat berharap pemerintah memberikan perhatian serius agar aktifitas belajar mengajar di sekolah ini dapat dilakukan dengan aman dan nyaman.
(aan/hed)
sekolah ambruk gedung sekolah ambruk polewali mandar
Komentar
Posting Komentar